Deskripsi
”Happy employees is not necessarily productive employee”, pernyataan ini adalah salah satu sitiran dari teori manajemen SDM modern. Dalam konsep ini dijelaskan bahwa kepuasan karyawan belum tentu menjamin terciptanya peningkatan produktivitas karyawan. Karyawan mungkin akan merasa bahagia dalam bekerja dan selalu memberikan komentar yang baik bila ditanyakan mengenai perusahaan tempat mereka bekerja, namun sering terjadi dalam kondisi yang serba memuaskan ini mereka tidak berkontribusi banyak dalam mensukseskan program-program perusahaan.
Selama ini banyak perusahaan beranggapan bahwa meningkatkan kepuasan karyawan akan meningkatkan produktivitas, sehingga hal ini membuat perusahaan fokus untuk mengerahkan sebagian besar daya dan upaya untuk memuaskan karyawan. Sebenarnya yang diinginkan perusahaan bukanlah sekedar karyawan bahagia, lebih dari itu hal yang diidamkan sebenarnya adalah ”ENGAGEMENT”. Engagement damat dimaknai dua hal yakni pertunangan dan pemberdayaan. Pertunangan bermakna ikatan yang kuat antara perusahaan dan karyawan. Karyawan diharapkan memiliki ikatan emosional yang kuat terhadap perusahaan, saat ikatan emosional ini menguat maka karyawan akan selalu tergerak untuk memberikan kontribusi nyata bagi kesuksesan perusahaan. Pertunangan ini sejatinya berperan sebagai motivator bagi karyawan, namun motivasi akan tinggallah sebagai hasrat terpendam saja apabila perusahaan gagal untuk menyalurkannya. Oleh karenanya diperlukan enabler, yakni faktor yang memampukan karyawan untuk mengaktualisasikan dirinya untuk turut berkiprah dalam perusahaan, dan disinilah arti penting pemberdayaan. Pemberdayaan memiliki arti bahwa seluruh praktik manajemen di dalam perusahaan harus dapat memberikan jaminan bahwa karyawan dapat mengoptimalkan peranan, fungsi dan keterlibatannya untuk turut mensukseskan perusahaan.
Apabila perusahaan mampu mengelola kedua pertunangan dan pemberdayaan ini maka hasil yang ditimbulkan tidak sekedar ”karyawan bahagia” atau yang memilki kontribusi kurang jelas bagi perusahaan, lebih dari itu perusahaan akan mendapatkan karyawan yang bahagia plus bergairah, hidup dengan keinginan untuk berkinerja prima, serta berkontribusi untuk mewujudkan cita-cita perusahaan.
Bersama dengan ini LPP menawarkan kerja sama untuk menyelenggarakan Program Pendampingan Penyusunan Employee Engagement Survey (EES). Program ini sangat berguna untuk mengukur dan menganalisis kualitas hubungan karyawan dan perusahaan serta kualitas pemberdayaan, atau yang dikenal sebagai istilah Employee Engagement Index (EEI).
Tujuan
Output
Metode
Tahap Pelaksanaan
Durasi Penyelesaian
2 Bulan (40 hari efektif)
Biaya
Biaya menyesuaikan
Tim Konsultan
Konsultan LPP 4 orang