Kebutuhan akan hasil perkebunan khususnya kelapa sawit menunjukkan trend yang semakin meningkat, disamping untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga, hasil olahan kelapa sawit juga digunakan sebagai salah satu bahan industri.
Sehingga kedepannya, permintaan akan komoditas kelapa sawit tentunya akan meningkat juga, untuk mengakomodir tingginya demand pasar, tentunya harus diimbangi dengan meningkatkan supply dari para produsen sawit. Peningkatan supply tersebut diantaranya adalah dengan menaikkan produktivitas yang sesuai dengan target dan mutu produksi CPO yang sesuai, untuk itu tentunya diperlukan sumber daya manusia (SDM) terampil dan kompeten.
Perkebunan rakyat sebagai salah satu penopang Industri sawit Negara, haruslah juga dikelola secara baik, terarah, profesional, dan yang terpenting adalah mampu berperan aktif dalam menciptakan suatu system industry kelapa sawit yang berkesinambungan / sustainable. Perkebunan kelapa sawit rakyat menjadi salah satu kekuatan ekonomi di wilayah pedesaan dan akan sangat berperan dalam pengembangan wilayah pedesaan.
Saat ini fakta menunjukkan bahwa kondisi perkebunan kelapa sawit rakyat masih belum menggembirakan apabila dibandingkan dengan perkebunan besar, terutam aspek produksi dan pengelolaan budidaya tanaman. Oleh karena itu dalam rangka peningkatan produktivitas dan perbaikan pengelolaan kebun petani, diperlukan program yang terpadu untuk meningkatkan pemahaman petani terhadap aspek teknologi kebun sawit.
Pengembangan SDM perkebunan kelapa sawit ini dilakukan secara terintegrasi baik melalui penyuluhan, pendidikan, pelatihan maupun pemberian fasilitas pendampingan bagi pekebun oleh Tenaga Ahli sawit. Pengembangan SDM perkebunan kelapa sawit ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemaham, keterampilan, profesionalisme, kemandirian dan dedikasi dari para pekebun, tenaga pendamping dan masyarakat perkebunan kelapa sawit lainnya.
Hal tersebut selaras dengan visi, misi, strategi serta tujuan bisnis PT LPP Agro Nusantara (d/h College Gula Negara) lembaga pendidikan dan pelatihan yang berfokus pada peningkatan SDM perkebunan sejak tahun 1950. Untuk itu PT LPP Agro Nusantara berinisiatif untuk menyelenggarakan Program Pengembangan SDM Kelapa Sawit yang diinisiasi oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS).
Dalam rangka menyiapkan SDM perkebunan sawit rakyat yang kompeten dan terintegrasi tersebut, Pemerintah melalui BPDP – KS yang bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian serta PT LPP Agro Nusantara yang berkantor pusat di Yogyakarta menyelenggarakan Program Pengembangan Sumber Daya Manusia yang ditujukan bagi pekebun kelapa sawit, sebagai salah satu upaya BPDP-KS dalam membangun dan mempersiapkan SDM industri kelapa sawit, baik di sektor hulu dan maupun hilir di Pabrik Kelapa Sawit.
Program pengembangan SDM sawit yang dilaksanakan di Palembang adalah Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Angkatan 8. Kegiatan pelatihan ini melibatkan Dinas Perkebunan setempat baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten, dan dibuka oleh Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel, Agus Darwa di Hotel Emilia, Jalan Letkol Iskandar Palembang, Senin (19/06/2023).
Perwakilan Manajemen PT. LPP Agro Nusantara, Pujangga Tigana mengatakan Pada pelatihan ini peserta tidak hanya mendapatkan materi berupa teori yang disampaikan dikelas namun juga berkesempatan mendapatkan pengalaman studi praktik langsung mengenai teknis budidaya kelapa sawit di kebun PTPN VII daerah Betung, Kabupaten Banyuasin, yang akan didampingi langsung oleh tenaga pengajar dan praktisi perkebunan yang kompeten dan profesional.
“Tujuan akhirnya adalah untuk memberikan pemahaman bagi para pekebun kelapa sawit tentang regulasi dan kebijakan kelapa sawit, menyiapkan pekebun kelapa sawit rakyat untuk memiliki kemampuan dalam teknis penyiapan lahan kelapa sawit, penyiapan bibit sawit, persiapan tanam dan penanaman, pemeliharaan tanaman, dan pengemdalian organisme pangganggu tanaman.”ujarnya.
Kepala Dinas Perkebunan Sumsel, Agus Darwa mengatakan, total areal tanaman kelapa sawit di Indonesia mencapai 16 juta hektar dan merupakan yang terluas di dunia. Sementara, Sumsel memiliki 1,2 juta hektar yang tersebar di beberapa kabupaten/kota diantaranya Kabupaten Muara Enim dengan luas mencapai 85.682 hektar.
Menurutnya, dengan begitu luasnya total areal sawit yang ada di Sumsel sesungguhnya memiliki potensi yang besar jika ditinjau dari berbagai aspek namun banyak SDM yang belum memahaminya.
Maka dari itu, sangat tepat jika SDM yang terlibat di sektor ini, utamanya pekebun sawit diberikan pelatihan agar mereka memahami seluruh potensi yang ada.
“Dahulu komoditas karet jadi primadona di Sumsel seiring dengan tingginya harga, namun sekarang kelihatanya mulai bergeser ke kelapa sawit,”imbuh Agus.
Ia menambahkan, dirinya melihat ada bentuk komitmen dari Badan Pengelola Dana Perkebunan – Kelapa Sawit (BPDP – KS) bersama LPP Agro Nusantara mengembangkaan segenap potensi dibidang perkebunan sawit dan hal ini bisa dilihat dengan diadakannya program pelatijhan dan pengembangan SDM yang berkelanjutan di seluruh Indonesia.
“Saya berpesan, untuk para peserta agar mengikuti pelatihan dengan sungguh-sungguh agar ilmu yang bermanfaat ini bisa diterapkan dengan sebaik-baiknya,”tutupnya.
Berita dimuat di vivasumsel.com